Halaman

Selasa, 24 Januari 2012

Cerpenku Bahasa Indonesia

Kehilangan Seorang Nenek

Karya Dewi Ambarwati

“Kriiing.....”
Bunyi alaram Rita pun berbunyi. Seperti biasa jika ada ulangan di sekolah Rita selalu mengaktifkan alaramnya lebih awal daripada hari biasanya. Hari itu tepat hari saptu, Rita bangun lebih awal karena ada ulangan IPS. Rita adalah siswa SMP kelas tujuh. Rita lebih suka belajar di pagi hari karena jika belajar malam dia selalu mengantuk. Saat itu Rita bangun pukul setengah empat pagi. Rita selalu belajar dengan sungguh-sungguh saat akan ulangan. Tetapi jika tidak saat ulangan, Rita lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca novel.

Setelah jam lima kurang seperempat, Rita beranjak dari tempat belajarnya dan langsung menuju kamar mandi untuk mandi sekaligus wudhu. Rita lebih suka menjalankan ibadah solat setelah ia mandi. Setelah mandi dan solat, Rita kembali ke tempat belajar dan melanjutkan belajarnya. Setelah pukul enam Rita baru bertemu ibunya yang sedang menyiapkan makanan.

“Selamat pagi bu. Maaf bu, Rita tidak membantu ibu menyiapkan makanan. Ibu tau kan hari ini Rita ada ulangan?” Kata-kata itu terdengar saat Rita bertemu dengan ibunya. Tidak seperti biasanya Rita jam enam baru keluar dari kamar. Biasanya Rita keluar dari kamar jam enam kurang dan membantu ibu untuk menyiapkan sarapan untuk kelurganya.

“ Iya sayang, tidak apa-apa, ibu sudah tau. Kamu sudah selesai belajarnya?“ Ibu Rita menjawab dengan tenang. Rita tersenyum mendengar jawaban ibunya yang sangat sabar tersebut. Ibu Rita sudah terbiasa dengan kelakuan putrinya yang satu itu. Ibu Rita sangat sayang kepada Rita, apalagi Rita adalah anak perempun satu-satunya. Rita adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Rita mempunyai kakak dan adik laki-laki. Kakak rita bernama Rino, dia empat tahun lebih tua dari Rita. Kemudian adik Rita bernama Fido. Fido enam tahun lebih muda dari Rita. Mereka bertiga saling menyayangi tetapi rasa sayang mereka lebih sering tidak saling ditunjukkan.

“ Ya sudah dong, kalau belum selesai mana mungkin aku mau keluar dari kamar belajar.” Ibu Rita hanya tersenyum mendengar jawaban putrinya. Rita yang sedang sibuk memakai sepatu tiba-tiba bertanya kepada ibunya
“ Kak Rino belum bangun ya?“ Rita bertanya sambil menoleh ke arah kamar mandi.
“ Ya’ampun Rit, makasih kamu sudah mengingatkan ibu. Ibu sangat sibuk sehingga ibu lupa belum membangunkan kakak dan adikmu. Tolong ibu nak, bangunkan kakak dan adikmu di kamar depan!” Ibu menjawab pertanyaan Rita dengan tergesa-gesa sambil terus melanjutkan menyiapkan makanan.
Kakak dan adik Rita memang suka bangun kesiangan. Mereka tidak pernah bangun sebelum dibangunkan oleh ibunya. Akhirnya setelah Rita selesai memakai sepatu, dia langsung pergi ke kamar depan untuk membangunkan kakak dan adiknya.

Sesampai di depan kamar, Rita tidak sungkan-sungkan langsung masuk ke dalam kamar dan membuka jendela. Setelah itu Rita juga langsung menyeret selimut yang sedang di pakai kakak dan adiknya. Ternyata mereka berdua masih tidur dengan tenang. Rita langsung bertariak-teriak “ Jam tujuh, jam tujuh. Bangun ! “ sambil menyeret bantal dan guling yang sedang di pakai kakak dan adiknya, Rita terus  berteriak “ Bangun bangun, emang pada  libur ya? Nggak sekolah ya? Ayo bangun ! “

Kakak Rita yang berisik mendengar teriakan-teriakan adiknya langsung terbangun dari tidurnya, sambil memegangi telinganya yang tidak tahan mendengarkan teriakan adiknya, kakak Rita langsung meninggalkan kamar. Rita hanya nyengir melihat tingkah laku kakaknya. Kakak rita berbeda dengan adik rita, yaitu Fido. Dia hanya menutupi telinganya dengan bantal, matanya sekalipun tidak di buka. Karena kesal akhirnya Rita meninggalkan Fido dari tempat tidurnya.
“ Aku nggak bisa bangunin Fidut bu. “ kata Rita sesampai bertemu dengan ibunya di tempat makan. Rita suka mengubah-ubah nama adiknya.
Ibu Rita tersenyum dan menjawab “ Ya sudah, kamu cepat sarapan saja. Nanti Ayu keburu datang.”
“ Iya bu. ” Rita menjawab sambil mengambil piring.
“ini makanannya nenek, kamu yang ngantar kan?” Kata ibu sambil meletakkan panci bertingkat dua di meja tempat Rita makan.
“ Ya iyalah aku yang ngantar. Emangnya anakmu yang sedang mandi itu mau mengantar?” Jawab Rita sambil menunjukkan dagunya ke arah kamar mandi.
Yang dimaksut Rita adalah kakaknya yaitu Rino. Rino yang mendengar dari dalam kamar mandi langsung berteriak  “ Apa katamu? “
“Nggak papa, kalau mandi yang bersih kata ibu “ jawab Rita sambil manyun.
Rita juga memiliki nenek yang sudah sangat tua. Dulu nenek Rita pernah tinggal di rumah Rita, tetapi karena nenek tidak mau merepotkan  keluarga Rita akhirnya nenek kembali ke rumahnya sediri. Nenek Rita tersebut adalah ibu dari ayah Rita. Ayah Rita adalah anak ke tiga dari enam bersaudara. Di antara enam bersaudara itu hanya ada dua anak yang laki-laki yaitu ayah Rita dan anak pertama nenek, lainnya perempuan semua. Mereka berenam saling bergantian untuk merawat dan menjaga ibunya. Setiap malam mereka juga bergantian tidur di rumah ibunya tersebut. Dalam merawat nenek, ibu Rita lah yang mempunyai tugas untuk membuatkan makanan. Setiap hari ibu Rita selalu membuatkan makanan khusus untuk ibu suaminya.

Tidak lama kemudian Ayu datang di rumah Rita. Rita selalu berangkat ke sekolah bersama Ayu. Ayu adalah sepupu Rita, dia satu tahun lebih tua dari Rita. Jadi bisa dikatakan  kalau ayu adalah kakak kelas Rita. Ibu Ayu adalah adik terakhir ayah Rita, sehingga Rita tidak perlu memanggil Ayu kakak. Mereka selalu pergi ke sekolah bersama-sama. Ayu yang lebih tua dari Rita sudah di ijinkan oleh ibunya untuk mengendarai sepeda motor sendiri  ke sekolah. Sehingga Rita bisa pergi ke sekolah bersama Ayu. Anak SMP sebenarnya dilarang mengendarai sepeda motor ke sekolah, apalagi parkir di sekolah. Tetapi karena orang tua Ayu dan juga Rita sama-sama repot, akhirnnya tetap saja nekat menyendarai sepeda motor ke sekolah. Lagi pula di dekat sekolah Rita dan Ayu ada tempat penitipan sepeda motor.

“ Asalamualaikum.“ Salam Ayu sambil masuk ke rumah Rita.
“ Walaikum salam. Bentar ya, kamu duduk dulu yu. “ jawab Rita sambil meminun segelas air putih dan memakai tas punggung yang ada di dekatnya. Setelah itu Rita pergi ke kamar tempat ibunya membangunkan fido. “ Bu, aku berangkat” kata Rita sambil menggapai tangan ibunya.
“ Hati-hati nak. Jangan lupa makanannya nenek.” Jawab ibu.
Tidak lama kemudian Rita menghampiri Ayu yang sedang menunggunya di ruang tamu sambil membawa makanan nenek. Sebelum meninggalkan rumah, Rita melihat jam yang  sudah menunjukan pukul setengah tujuh. Berarti memang sudah waktunya berangkat.

Rita dan Ayu sangat akrap. Mereka memiliki kebiasaan yang sama. Setiap malam minggu mereka selalu tidur di rumah neneknya. Rita sebenarnya memiliki banyak sepupu yang juga seumuran dengannya, tetapi tidak begitu akrap. Rita paling akrap dengan Ayu. Dan keluarga Rita juga paling akrap dengan keluarga Ayu. Sebelum berangkat  ke sekolah Rita dan Ayu selalu mengantarkan makanan terlebih dahulu ke rumah nenek. Hal itu di lakukan mereka karena letak sekolah mereka satu arah dengan letak rumah nenek. Rumah nenek tidak begitu jauh dari rumah mereka.

“ Ke rumah nenek  duluan ya” kata Rita sambil menaiki motor ayu.
“ Oke” jawab Ayu dengan nada santai. Setelah itu mereka langsung berangkat menuju rumah nenek.
Sesampai di rumah nenek, Rita langsung berlari ke dalam rumah dan meletakkan makanan ke atas meja di samping  tempat tidur nenek. Rita tidak melihat satupun saudara yang bertugas menjaga neneknya. Rita membiarkan neneknya yang masih tertidur dengan tenang. Setelah itu Ayu dan Rita langsung meninggalkan rumah nenek dan pergi ke sekolah.

Sesampai di tempat parkir dekat sekolahan, Rita dan Ayu langsung berjalan menuju sekolahannya. Meski kedatangan Ayu dan Rita di sekolah sudah hampir bel masuk, tetapi untungnya mereka tidak pernah terlambat. Sesampai di pintu gerbang sekolah, mereka berpencar menuju kelas masing-masing.
Seperti biasa mereka mengikuti pelajaran dengan tenang. Saat pelajaran ke tiga, Rita mengikuti ulangan IPS. Rita mengerjakan soal dengan lancar. Bahan ulangan yang di pelajarinya pagi tadi keluar samua.

Seperti biasa sepulang sekolah Rita dan Ayu selalu bersama. Rita selalu pergi ke tempat parkir terlebih dahulu. Rita lebih suka mununggu Ayu daripada ditinggal pulang Ayu duluan. Kebetulan saat itu adalah hari saptu. Setelah ayu sampai di tempat parkir sepeda motor yang letaknya tidak jauh dari sekolah mereka, Rita langsung bicara kepada ayu.

“ Nanti tidur di rumah nenek kan? “ tanya Rita
“ Pastinya dong, aku nggak sabar pengen tidur di rumahnya nenek. “ jawab Ayu
“ Sama aja. Kemaren waktu ayahku giliran jaga malam, rasanya aku ingin sekali ikut. Tapi ya nggak mungkin boleh.” Kata Rita
“ Hmm, nanti berangkat jam berapa? “ tanya Ayu
“ Kayak biasanya aja. Jangan melem-malem, jangan sore-sore.”
“ Jam lima ya? Nanti aku ke rumahmu duluan. Siapin makanan yang banyak. Nanti malem minggu kita begadang sampe malem. Gimana?” tanya Ayu sambil mengangkat alisnya.
“ Oke. Pokoknya beres deh. “ jawab Rita tersenyum sambil mengangkat jempolnya. Setelah selesai bercakap-cakap, Rita dan Ayu langsung mengambil sepeda motornya dan pulang.

Sebelum ke rumah nenek, Ayu pasti ke rumah Rita terlebih dahulu. Ayu lebih suka berangkat ke rumah nenek bersamaan dengan Rita. Mereka biasa berangkat jam lima sore. Saat sudah tiba di rumah nenek, Rita dan Ayu selalu bercerita tentang dirinya masing-masing. Rita suka membawa makanan dari rumah untuk di makan bersama Ayu saat ngobrol bersama.

Meski setiap malam minggu Rita dan Ayu selalu tidur di rumah neneknya, tapi bukan berarti saudara mereka tidak ada yang menjaga neneknya. Rita dan Ayu tidur di rumah neneknya semata-mata hanyalah untuk hiburan dan bukan untuk  menjaga neneknya. Dulu waktu nenek mereka masih sehat, setiap sebelum tidur mereka berdua selalu diberi dongeng oleh neneknya. Rita sangat senang denga hal itu. Apalagi ibu Rita sekalipun tidak pernah berdongeng.

Setelah sampai di rumah “Asalmualaikum. Aku pulang bu. “ teriak Rita sambil membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.
“ Walaikum salam. Ibumu keluar” jawab ayah Rita yang sedang duduk di ruang tamu.
“ Eh ayah, nanti malam minggu aku tidur di rumah nenek ya yah.” Kata Rita kepada ayahnya dengan manja.
“ Sama Ayu kan? “
“ Yaiyalah sama Ayu. Sama siapa lagi? “ jawab Rita sambil terus berjalan ke belakang. Rita tidak mendengarkan jawaban dari ayahnya lagi. Seperti biasa sepulang dari sekolah Rita langsung selepas sepatu dan berganti pakaian. Setelah itu Rita mencuci kaki dan dan tangan. Hari itu aktivitas Rita berjalan seperti biasanya.
Tidak terasa ternyata jam sudah menunjukan pukul lima. Sebentar lagi Ayu pasti datang. Rita menyiapkan makanan atau camilan yang akan di bawa ke rumah nenek. Tidak lama kemudian,
“ Asalamualaikum...” Teriak Ayu di depan rumah Rita.
“ Walaikum salam. Gimana kalau berangkat sekarang? “ jawab Rita sambil berjalan ketempat Ayu berdiri dengan membawa tas pastik berisi makanan.
“ Gimana kalau tahun depan aja? Tapi rugi dong, makanannya sekarang udah siap masak mau diundur tahun depan?” Jawab Ayu bercanda.
Rita nyengir mendengar jawaban Ayu. “ keburu malem, berangkat sekarang aja yuk.” Kata Rita sambil berjalan menuju sepeda motor Ayu.
“  Oke deh. Kamu yang bonceng ya?” Pinta Ayu
“  Udah ayo berangkat” jawab Rita  “Bu, ayah, aku berangkat!” teriak Rita dari luar rumah.
Akhirnya mereka berdua berangkat ke rumah nenek. Sesampai di rumah nenek, motor Ayu langsung dimasukkan sedalan garasi rumah nenek karena setelah itu mereka berdua tidak lagi keluar dari rumah nenek menggunakan sepeda motor.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul delapan. Salah satu saudara Ayu ada yang datang. Malam itu giliranya menjaga nenek. Setelah nenek ada yang menjaga, Ayu keluar dan duduk di depan rumah nenek. Rita hanya terdiam melihat tingkah laku Ayu. Dia masih asyik menonton televisi. Setelah acara televisi di malam minggunya selesai, Rita berjalan ke depan rumah membawa camilan yang dibawanya dari rumah dan diam-diam menghampiri Ayu.

“ Dorr... “ teriak Rita dengan menepukkan tangan di bahu Ayu dari belakang.
“ Sialan lu !” Jawab Ayu melotot sambil nyengir
“ Malam minggu, duduk di depan rumah sendiri. Nunggu cowok lewat nih ?” Kata Rita sambil tertawa.
“ Ngaco. Nggak penting mampus!” Jawab Ayu dengan cueknya.
“ Terus lagi ngapain sih? Mikir apa sih? Cerita dong”  kata Rita sambil membuka camilannya dan kemudian memakannya.
“ Nggak papa, o iya tadi pas masih di sekolah kamu dicari sama fafa, temen sekelasku.” Jawab Ayu mengalihkan pembicaraan.
“ Fafa ? Mbak Fafa ? Aku baru kanal sama nama itu.”
“ Ngawur. Fafa itu nama cowok tau! Sini bagi makanannya. “
“ O, nggak mau bilang sih. Emang ada apa aku di cari? Lagi bokek, nggak bisa ngutangin uang.”
“ Siapa juga yang mau utang uang ke kamu. GR deh.”
Dan mereka terus ngobrol dan bercanda di depan rumah hingga pukul sepuluh. Mungkin mereka akan terus melanjutkan acara ngobrol mereka kalau tidak disuruh saudaranya untuk masuk. Setelah di dalam rumah pun mereka tetap juga ngobrol, entah apa saja yang diomongkan sampai pukul sebelas. Akhirnya mereka merasa capek juga dan memutuskan untuk tidur. Rita dan ayu tidur satu ranjang. Sebelum tidur Ayu berkata “ Besok pagi jalan-jalan nggak?”
“ Pastinya. Hmm, mungkin lebih seru kalau nenek yang ngajak. Kayak dulu.” Jawab Rita
“ Aku juga berpikir begitu. Tapi nenek kok tambah nggak bisa ngapa-ngapain ya?  Hmm” kata Ayu sambil memejamkan mata sejenak, setelah itu membukanya lagi.
“ Iya Yu,  mana penyakit tua nggak ada obatnya. Aku kangen sama nenek yang biasa memberiku dongeng sebelum tidur.”
“ Sudahlah, cepat tidur saja. Besok kalau bangun kesiangan bisa jadi nggak jadi jalan-jalan” nasehat Ayu kepada sepupunya. Dengan berat Rita memejamkan kedua matanya dan mencoba untuk tidur.
“ Bangun dek, solat subuh!” Kata itu terdengar di telinga Ayu. Ternyata saudara yang menjaga nenek yang membangunkannya. Dengan wajah yang masih mengantuk Ayu bangun dari tempat tidur, kemudian melihat ke arah Rita dan membangunkannya.

Tidak lama kemudian Ayu dan Rita sudah selesai solat subuh. Setelah itu mereka langsung keluar rumah dan jalan-jalan mengelilingi desa. Mereka kembali kerumah nenek sesudah  pukul enam. Setelah di rumah nenek mereka mencuci kaki kemudian berpamitan kepada nenek untuk pulang.
Sesampai di rumah, ternyata makanan nenek yang di buatkan ibu sudah siap. Kemudian Rita kembali ke rumah nenek barsama kak Rino. Hari minggu saat itu berjalan seperti biasa. Rita dan Ayu menghabiskan waktunya di rumah masing-masing.

Hari senin telah tiba. Ayu dan Rita tetap pergi ke sekolah bersama. Seperti biasa juga mereka mengikuti pelajaran dengan tenang. Tetapi yang tidak biasa saat jam pelajaran ke empat, ada saudara Ayu dan Rita yang datang di sekolah. Pertama dia menuju ruang BK untuk mencarikan ajin atau dispen agar Ayu dan Rita bisa pulang. Setelah itu menuju kelas Ayu dan setelah bertemu dengan Ayu dia langsung berbisik di telinga Ayu 
“Jangan kaget dan menangis sayang, nenek memang sudah tua.” Tanpa berpikir panjang Ayu langsung mengerti apa yang dimaksut oleh saudaranya itu. Ayu langsung lemas dan titak dapat menahan tangis. Tetapi Ayu juga sadar kalau neneknya memang sudah tua sehingga wajar saja kalau saatnya meninggal. Setelah itu Ayu langsung mengambil tasnya dan meninggalkan kelas.

Tidak lama kemudian Ayu bersama saudaranya pergi ke kelas Rita dan mengabarkan hal serupa. Rita kelihatnnya lebih terpukul dengan ketiadaan nenek tercintanya.
Waktu berjalan dengan cepat. Ayu, Rita dan saudaranya sudah sampai di rumah neneknya. Hari itu terakhir kalinya Rita dan Ayu melihat wajah nyata neneknya. Rita dan Ayu melihat neneknya sambil berpelukan dan terus menahan air mata yang terus  keluar.

Waktu terus berlalu. Tidak mungkin Rita dan Ayu terus memikirkan kepergian neneknya. Terkadang bayangan seorang nenek terlintas di pikiran mereka berdua. Setelah kepergian nenek, sebelum berangkat sekolah mereka tidak lagi mengantar makanan nenek, sore hari tidak lagi main kerumah nenek, malam minggu tidak lagi tidur di rumah nenek. Semua aktivitas itu tidak lagi ada semenjak ketiadaan nenek. Akan tetapi walaupun nenek sudah tiada, Rita dan Ayu tetap mengingat kenangan ketika nenek masih hidup.
Hari terus berganti dan waktu terus berlalu. Rita dan Ayu tetap barsama meski nenek telah tiada. Mereka tetap saling menyayangi satu sama lain dan terus berusaha menjadi orang dewasa. Meski saat SMP Ayu lulus terlebih dahulu, tetapi kebersamaannya dengan Rita tidak pernah pudar.  Setiap malam jumat  mereka berdua selalu pergi ke pura untuk membersihkan makam neneknya. Hal itu terus mereka lakukan sampai mereka sudah menjadi orang dewasa.




ceritanya biasa banget ya? hmm,