Pemeran drama Bawang Merah dan Bawang Putih :
1.
Bawang
Merah (Amalia
Nurul )
2.
Bawang
Putih ( Elisa
Zahara )
3.
Ibu
Bawang Daun ( Putu
Ratih )
4.
Ibu Bawang Merah ( Dewi Ambarwati )
5.
Peri ( Putu
Ratih )
6.
Ayah
Bawang Merah ( Amru Nizar )
7.
Kucing Ajaib ( Amru
Nizar )
8.
Pangeran (
Mario Ari )
9.
Pengawal
(
Satria P )
10. Penghulu (
Satria P )
Naskah Drama
Jaman
dahulu kala, di
sebuah desa yang bernama “Desa
Bumbu” tinggalah sebuah keluarga yang bahagia
dan sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu Bawang Daun, dan Bawang Putih.
Ayah
Bawang : “Bu , Nak , Ayah pamit kerja ya.
Hati – hati di rumah.”
Ibu
Bawang Daun : “Iya
Yah hati-hati di jalan. Nanti Bawang
Putih mengantarkan makan siang
untukmu ke pasar.”
Bawang
Putih : “Semoga
jualan Ayah laku ya.”
Ayah Bawang
pun pergi ke pasar untuk berjualan di toko besarnya.
Bawang Putih :
“Bu, Bawang Putih pergi ke sungai dulu ya Bu. Asalamualaikum.”
Ibu Bawang Daun : “Ya
hati-hati ya Nak. Walaikumsalam.”
Bawang
Putih pergi ke sungai
untuk menyuci. Di balik pohon Bawang
Merah dan Ibunya tersenyum jahat.
Ibu
Bawang Merah : ”Ini saatnya kita
menjalankan rencana.”
Bawang
Merah : “Ya
benar Bu ! Ayo cepat mumpung Ibu
Bawang Daun lagi sendiri tuh!”
Ibu
Bawang Merah : “Selamat pagi Jeng. Sendirian aja nih? “
Ibu
Bawang Daun : “Eh ibu iya nih. Kenapa Jeng?”
Bawang
Merah : “Ini
Bi, kami bawakan nasi
kuning yang sangat enak!”
Ibu
Bawang Merah : “Iya Jeng. Habiskan ya, saya
khusus membuatkannya untuk Jeng Bawang
Daun.”
Ibu
Bawang Daun : “Wah..... Sepertinya enak
sekali. Terima kasih ya. Saya pasti menghabiskannya. Ayo makan bersama.”
Bawang
Merah : “Ah
Bi, kami sudah makan.
Lebih baik Bibi
saja.”
Ibu
Bawang Merah : “Kita pulang dulu ya.
Asalamualaikum.”
Ibu
Bawang Daun : “Walaikumsalam. Terima
kasih ya.”
Ibu
Bawang Daun memakan nasi kuning
itu.
Ibu
Bawang Merah : “Hahahahaha .....rasain kamu ! Sebentar
lagi suamimu akan menikahkanku ! Dan seluruh hartanya akan menjadi milikku!”
Bawang
Merah : “Rasain!
Dan ini kesempatanku untuk menyikasa Bawang Putih!”
Pada saat itu juga Ibu
Bawang Daun tewas di tempat.
Bawang Putih : “Bu !!!! Ibu !!! Ibuuuuuuuuuuuuuuu!!!
Bangun!!!”
Ayah Bawang : “Istriku
!!! Istriku !!! Bangguuun !!!”
Setelah
Ibu Bawang Daun meninggal Ayah Bawang menikahi Ibu Bawang Merah.
Ayah Bawang :
“Saya terima nikahnya ibu bawang merah dengan mas
kawin seperangkat bumbu dapur di bayar tunai.”
Penghulu : “Bagaimana saksi ? Sah??”
Saksi :
“Saaaaaah.......alhamdulilah.”
Beberapa hari kemudian..
Ibu Bawang Merah :
“Hey kau Bawang Merah, sapu sapu dong yang rajin kayak Bawang Putih. Sapu
sampai bersih. “
Bawang Merah : “Ya! “
Bawang Putih :
“Biar aku bantu ya..”
Bawang Merah : “Tidak
usah! “
Ibu Bawang Merah : “Sudah
sudah, Bawang Putih sini nak. Kamu duduk bersama ibu dan ayah.”
Ayah Bawang :
“Ah....aku
harus pergi ke pasar.”
Ibu Bawang Merah : “Ah...minum teh dulu.”
Bawang Merah : “Udah!
Ayo cepet kita ke sungai!”
Bawang Putih :
“Untuk apa ?”
Bawang Merah : “Udah
ayo antar aku !!”
Bawang
Putih dan
Bawang Merah pun pergi ke sungai lalu Ayah Bawang meminum teh itu dan mati di
tempat.
Ibu
Bawang Merah : “Rasain
kau !! Sekarang semuanya menjadi miliku ! Haha. “
Bawang Putih :
“Ayaaaaaaaaaaah !!! Ayah bangun – bangun !!”
Peri :
“Lihat saja. Kelak akan ada bencana yang menghampiri Bawang Merah dan Ibunya. Karna
semua yang mereka perbuat akan mendapat balasan yang setimpal.” Triiiiiiiing.
Setelah Ayah Bawang Putih meninggal, Bawang Putih selalu
di jadikan pembantu di rumahnya sendiri.
Ibu Bawang
Merah :
“Heh heh ! Tuh masih ada yang kotor ! Yang bener doong
!!!!”
Bawang Merah : “Kalo
nyapuu itu harus sampai bersih.”
(sambil terus menjatuhkan tisu tisu di lantai)
Bawang Putih : “Bawang
Merah, hentikan. Lantai
tak akan bersih jika kau terus mengotorinya seperti ini.”
Ibu Bawang
Merah : “Berani
kau !! Diam ! Kerjakan yang benar!!”
Bawang Merah : “Dan
jangan lupa cucikan semua bajuku ! Nih !”
Ibu
Bawang dan
Bawang Merah hanya bersantai – santai saja di rumah sedangkan Bawang Putih
di
belakang rumah harus
membereskan pekerjaan rumah.
Kucing Ajaib :
“Bawang Putih - Bawang Putih kau tak
kenapa – kenapa ? “
Bawang
Putih : “Aku
baik - baik saja. Hay kucing baik, ada apa datang kemari ? “
Kucing Ajaib :
“Ini aku mengantarkan undangan pesta panen dari
pangeran. Pangeran mengundang semua warga di desa bumbu ini. Kau jangan lupa
datang ya. Kalau bisa kau jangan beritahu Bawang Merah dan Ibu Bawang ! Biar
mereka tau rasa.”
Tiba – tiba Bawang Merah dan Ibunya muncul.
Bawang
Merah : “Bawang
Putih, apa yang sedang kamu bawa ?? Berikan undangan
itu padaku !!”
Ibu
Bawang Merah : “Hey
bocah ingusan ! Berani-beraninya
kau !! Pergi sana !! “
Kucing Ajaib :
“Mereka memang benar -benar jahat.”
Bawang
putih pergi ke sungai dan Kucing Ajaib mengikutinya.
Ibu
Bawang Merah : “Hanya
kita berdua saja yang boleh datang ke
pesta panen ini. Dan biarkan Bawang Putih
sendirian disini !”
Setelah bawang putih datang di sungai, dia mencuci baju
milik Ibu Bawang Merah. Tidak sengaja, tiba-tiba baju itu hanyut terbawa arus
sungai. Bawang
Putih mengejar baju yang
hanyut itu tapi sayangnya baju itu sudah menghilang entah hanyut kemana.
Bawang Putih :
“Aduh, bagaimana ini. Tidak mungkin aku akan terus mencari baju itu, hari sudah
semakin gelap.”
Akhirnya Bawang
Putih pulang ke rumah
dan menceritakan kepada Ibunya
tentang baju yang hanyut itu.
Ibu Bawang
Merah : “Dasar
anak ceroboh !!”
Bawang Putih : “Maafkan
saya bu !”
Bawang Merah : “Maaf maaf ! Cari baju
itu sampai ketemu !!”
Ibu Bawang Merah : “Heh ! Jangan pulang sampai baju itu
ditemukan !!”
Dengan
sedih Bawang Putih terus mencari baju itu sampai larut malam.
Bawang Putih : “Bagaimana
ini, sudah larut malah tapi baju itu belum di temukan.”
Peri : “Tenanglah
Nak, aku akan membantumu.”
Bawang Putih : “Suara
siapa itu ? Siapa kau?”
Peri : “Bawang
Putih. Aku adalah Peri,
aku akan membantumu untuk menemukan baju Ibu
Tirimu. Bawang pergilah ke sebuah
istana. Disanalah kau akan menemukan baju itu.”
Bawang Putih :
“Istana Pangeran
yang akan mengadakan pesta panen itu ? “
Peri :
“Iya.”
Bawang Putih : “Terima
kasih Peri.”
Bawang
putih pun segera pergi ke istana. Di lain tempat Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah sedang
bersiap-siap
untuk pergi ke pesta panen.
Ibu Bawang
Merah : “Pasti
anak itu sedang pusing mencari baju itu. Haha...”
Bawang Merah : “Iya, emangnya enak di
bohongin.“
Bawang
Merah dan
Ibunya pergi
ke pesta panen yang diadakan oleh Pangeran.
Bawang Putih :
“Peri, disinikah
? Tapi bagaimana bisa ? Aku dekil, pasti tidak di boleh kan untuk masuk. “
Peri : “Cobalah
masuk.”
Pengawal : “Heh
! Mana undangannya ? Jika kau punya maka kau boleh masuk.”
Bawang Putih :
“Undangan apa ? Aku tak punya undangan yang kalian maksut !”
Pengawal : “Dasar
gembel ! Pergi kau !!”
Bawang Putih :
“Peri bagaimana
ini ? Aku harus menemukan baju itu dimana?
Peri : “Kemarilah.....pegang tanganku. Aku
akan membuat pengawal – pengawal itu mengijinkan mu masuk. 1.2.3 “
Bawang Putih : “Bolehkah
aku masuk?”
Pengawal :
“Tentu saja, silahkan.”
Bawang
Putih masuk ke istana.
Peri : “Bawang Putih, pergilah
ke belakang istana tempat dimana air sungai mengalir, disana akan ada baju
orangtuamu.”
Bawang
Putih pergi ke belakang
istana.
Bawang Merah : “Halo
pangeran. Apa kabar ? “
Pangeran : “Baik.... Terimakasih atas
kedatangan kalian.”
Ibu Bawang Merah : “Wah
wah. Kau sangat tampan malam ini. Begitu pula dengan putriku yang
cantik.”
Pangeran : “Terimakasih.
Kudengar kau mempunyai sudara bernama Bawang Putih. Dimana dia ?”
Bawang Merah : “Apa
??? Bawang Putih
?? Dia bukan saudaraku lagi !!”
Pangeran : “Benarkah?
Apa kau tak membohongiku??”
Bawang Merah : “Sungguh
! Aku tak membohongimu.
Di
belakang istana, akhirnya Bawang Putih bisa mendapatkan baju yang hanyut itu.
Bawang Putih : “Terima kasih Peri. Kau sangat baik.”
Peri : “Ini
sudah menjadi tugasku. Ini aku punya beberapa perhiasan untukmu. Pakailah. Jika
ada oranglain yang memakainya, maka orang itu akan mendapatkan bahaya. “
Bawang Putih : “Terima kasih Peri.”
Bawang
Putih berjalan
menuju gerbang istana untuk pulang. Pangeran melihat Bawang Putih yang berjalan
terburu-
buru menuju gerbang.
Pangera : “Kau
!! Kau !! Kau bawang putih ??”
Bawang Putih :
“Pangeran?”
Pangeran : “Tunggu!
Apa yang sedang kau lakukan ?”
Bawang Putih : “Maaf
pangeran. Tadi aku mengambil baju Ibu Tiriku yang hanyut di aliran sungai
belakang istana ini.”
Ibu Bawang
Merah : “Bawang
Putih? Kenapa kau ada di
sini ? Seharusnya kau membersihkan rumah!”
Bawang Merah : “Dasar
kau ! Malah keluyuran !”
Bawang Putih : “Maafkan
aku. Aku akan segera pulang Bu.”
Pangeran : “Oh
jadi benar Bawang
Putih adalah saudara kalian. Kenapa kalian memperlakukannya seperti itu?”
Bawang Merah : “Tidak
pangeran! Sungguh dia hanyalah
pesuruh, Lihatlah pengaran!
Bawang Putih
mencuri kotak
perhiasanku, berikan!!”
Bawang Putih : “Jangan
Bawang Merah , jangan !”
Ibu Bawang
Merah : “Dasar
kau ! Anak tak punya malu !!”
Bawang Merah : “Lihat
pangeran, perhiasan ini lebih cocok dipakai olehku dan Ibu ku. “
Bawang
Merah Dan
Ibu Bawang Merah memakai
perhiasan itu.
Bawang
Merah : “Ah
tidak ! Kenapa kulitku gatal gatal begini perih !! Ada apa ini.”
Ibu
Bawang Merah : “Kulitku
gatal sekali !!”
Pangeran :
“Kalian pasti selalu jahat pada Bawang Putih. Dan itu
ganjaran untuk kalian. Sekarang cepat minta maaf pada bawang putih !!”
Peri :
“Apa yang kalian lakukan pada Bawang Putih selama ini
sungguh sangat jahat. Dan sekarang kalian telah mendapatkan balasan yang
setimpal. Cepat minta maaf pada Bawang Putih, jika tidak keadaan kalian akan
terus seperti ini.”
Pangeran :
“Sungguh aku tak menyangka, kalian akan sejahat itu
pada Bawang Putih.”
Bawang
Merah : “Bawang
Putih ! Aku mohon maafkan aku. Maaf karna sikapku selalu jahat padamu. Sungguh
aku minta maaf.”
Ibu
Bawang Merah :
“Maafkan Ibu Nak, ibu
sudah berperilaku
kasar padamu. Maafkan ibu.”
Bawang
Putih : “Sudahlah.
Aku sudah memaafkan kalian. Aku yakin kalian bisa berubah.”
Ibu
Bawang : “Terimakasih
Bawang Putih. Kau memang sangat baik.”
Pangeran :
“Sekarang, maukah kalian menjadi sahabatku? Ibu Bawang Merah, Bawang Merah, dan Bawang Putih. Tinggalah
di istanaku ini. Aku ingin kalian menjadi bagian dari keluargaku.”
Akhirnya
Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah bertaubat, dan Pangeran mengajak Bawang
Putih dan keluarganya untuk tinggal di istananya yang megah. Kini Bawang Putih hidup
rukun dengan Bawang Merah dan hidup bahagia.
Semoga bermanfaat ya :)
untuk yg pengen tau hasilnya dalam bentuk video bisa di buka di http://www.youtube.com/user/Dewiambarable terus buka koleksi videonya yg berjudul Drama Tugas BI Bawang Merah Bawang Putih . :)